Di kota besar, sebagian besar penduduk yang merupakan pekerja tidak mempunyai waktu yang cukup untuk istirahat. Para pekerja kantoran tersebut memulai harinya dengan bangun pagi-pagi sekali, apalagi yang mempunyai jarak rumah dengan kantor yang cukup jauh. Mereka juga harus mempertimbangkan waktu yang terpakai untuk macet di jalan. Terkadang
untuk bisa sampai ke kantor membutuhkan waktu hingga 1 jam atau lebih.
Sehingga ketika sampai di kantor, kondisi badan dan pikiran bisa dibilang sudah tidak segar lagi. Dengan kondisi seperti tersebut, kerja yang dilakukan di kantor pun bisa tidak maksimal. Setelah seharian bekerja, jam 5 sore pekerja kantoran pun pulang. Dengan kondisi badan yang sudah lelah, begitupun dengan pikiran yang sudah ruwet. Mereka pun masih harus melalui jalanan macet sebelum sampai ke rumah. Setiba di rumah, mereka pun terkadang mesti menyelesaikan tugas-tugas kantor yang tidak sempat diselesaikan. Dengan rutinitas seperti itu, mereka harus mempunyai waktu istirahat yang efektif. Tetapi, tidak semua pekerja kantoran tersebut
bisa beristirahat dengan baik di malamnya. Banyak yang tidurnya tidak nyenyak, malah mungkin insomnia, sehingga sulit untuk tidur. Begitulah kurang lebih kehidupan para pekerja kantoran di kota-kota besar seperti Malang.
Lalu, apa hubungannya dengan Brainwave, Brainwave bisa memberikan suatu solusi untuk para pekerja kantoran tersebut. Yaitu dengan meningkatkan kualitas dari istirahat mereka. Bagaimana caranya? Yaitu dengan memberi suara-suara dengan frekuensi tertentu yang dapat mempengaruhi gelombang otak (Brainwave) mereka. Seperti yang kita ketahui, otak adalah pengendali kerja dari semua organ tubuh kita. Apabila tubuh dan pikiran kita lelah, maka yang lebih lelah lagi adalah otak. Dengan mempengaruhi otak dengan suara dengan frekuensi tertentu dalam rentang waktu tertentu, maka Brainwave seseorang akan terpengaruh, pikiran seseorang akan bisa tenang dan bisa berfikir lebih cepat. Bahkan, dengan mengatur input fekuensi suara, maka kita bisa memfariasikan hasil yang kita inginkan kepada Brainwave kita.
Brainwave Otak manusia menghasilkan gelombang listrik yang beraneka dan berfluktuasi. Gelombang listrik ini disebut brainwave atau gelombang otak. Pada riset yang dilakukan selama bertahun-tahun pada berbagai universitas, dapat ditunjukkan bahwa gelombang otak tidak hanya menunjukkan kondisi pikiran dan tubuh seseorang, tetapi dapat juga distimulasi untuk mengubah kondisi mental seseorang. Dengan mengkondisikan otak agar memproduksi atau mereduksi jenis frekuensi gelombang otak tertentu, maka dimungkinkan untuk menghasilkan beragam kondisi mental dan emosional.
Otak manusia secara umum menghasilkan empat jenis gelombang otak secara bersamaan, yaitu beta, alpha, tetha, delta. Tetapi selalu ada jenis gelombang otak yang dominan, yang menandakan aktivitas otak saat itu.
Pola gelombang otak akan berubah sesuai dengan apa yang dilakukan oleh orang tersebut, sebagai contoh pola gelombang otak orang yang sedang tidur sangat berbeda dengan pola gelombang otak orang yang sedang terjaga.
Frekuensi gelombang otak diukur dalam satuan Hertz (Hz).
Gelombang otak tersebut antara lain:
Beta adalah gelombang otak dengan frekuensi paling tinggi (beta rendah 12-15 Hz, beta 16-20 Hz, dan beta tinggi 21-40 Hz) yang dihasilkan dari proses berpikir secara sadar. Kita menggunakan beta untuk menjalani kehidupan sehari-hari seperti berpikir, berinteraksi, dll .
Alfa adalah jenis gelombang yang frekuensinya sedikit lebih lambat dibandingkan beta, yaitu 8-12 Hz. Alfa adalah gelombang otak yang berhubungan dengan kondisi pikiran yang rileks dan santai. Dalam kondisi alfa, pikiran dapat melihat gambaran mental secara sangat jelas dan dapat merasakan sensasi dengan lima indra.
Theta adalah gelombang otak pada frekuensi 4-8 Hz, yang dihasilkan oleh pikiran bawah sadar, biasanya muncul saat kita bermimpi. Gelombang inilah yang membaca rekaman alam bawah sadar kita. Bawah sadar juga merekam materi yang berasal dari kreativitas yang ditekan atau tidak diberi kesempatan untuk muncul ke permukaan dan materi psikologis yang ditekan.
Meski kita dapat masuk ke theta dan membaca rekaman bawah sadar, bila tidak dibantu oleh gelombang alfa dan beta, semua data tidak dapat dikenali oleh pikiran sadar. Jadi semua data yang berhubungan emosi, baik itu emosi positif maupun negative, tersimpan dalam pikiran bawah sadar.
Emosi-emosi negative yang tidak teratasi dengan baik, setelah masuk ke pikiran bawah sadar, akhirnya menjadi beban psikologis yang menghambat kemajuan diri seseorang.
Delta adalah gelombang otak yang paling lambat, pada kisaran frekuensi 0,1-4 Hz, dan merupakan frekuensi dan pikiran nirsadar. Pada saat kita tidur lelap, otak hanya menghasilkan gelombang delta agar kita dapat istirahat dan memulihkan kondisi fisik. Pada orang tertentu, saat datang kondisi sadar, delta dapat muncul bersamaan dengan gelombang lainnya.
Dalam keadaan itu, delta bertindak sebagai “radar” yang mendasari kerja intuisi, empati, dan tindakan yang bersifat insting. Delta juga memberikan kebijakan-kebijakan dengan level kesadaran psikis yang sangat dalam.
Dengan mengkondisikan otak agar memproduksi atau mereduksi jenis frekuensi gelombang otak tertentu, maka dimungkinkan untuk menghasilkan beragam kondisi mental dan emosional.
Kegunaannya tidak hanya terbatas pada hal-hal berikut ini:
penyembuhan penyakit temporer, mengurangi stress, depresi, kegelisahan, mengatasi sulit tidur, memudahkan relaksasi dan meditasi.
Dengan mensimulasikan gelombang otak dengan benar, maka para pekerja kantoran tadi yang sulit untuk mendapatkan tidur yang berkualitas, atau yang mengalami insomnia bisa mengatasi masalah-masalah mereka. Dengan istirahat yang bagus, maka kondisi fisik dan pikiran seseorang akan lebihbaik. Mereka pun akan bisa bekerja lebih optimal. Kondisi pikiran yang baik, tentunya akan menjauhkan seseorang dari penyakit, seperti stress dan depresi. Maka, simulasi gelombang otak ini bisa dijadikan sebagai suatu solusi media relaksasi bagi mereka-mereka yang banyak pikiran, yang sulit tidur, dan yang tidurnya tidak berkualitas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar