Anak pertamaku
Hyperactive dan anak keduaku dyslexia.
Apa yang akan anda lakukan jika
anda mengetahui bahwa anak-anak anda mengalami kelainan mental?. Pastilah anda
akan merasakan kebahagiaan anda sedikit berkurang.
Sejak usia 2 tahun, saat anak
kedua saya lahir, Ryu anak pertama saya menjadi sangat dekat dengan saya,
kadang saya bawa Ryu ketempat kerja saya, karena sudah pasti di rumah perhatian
ibunya akan terfokus kepada Ken anak kedua saya. Saya berusaha sebisa mungkin
untuk membuatnya betah di tempat kerja, saya ajarkan dia bermain dengan
komputer. Ryu juga terlihat senang dan gembira sekali. Setiap hari saya
mengajaknya ketempat kerja saya, dan setiap hari pula dia minta bermain Game di
komputer.
Setelah usia empat tahun, saya
masukkan dia ke TK, sebuah TK yang cukup bagus di tempat saya. Saya juga
melihat kemampuan akademiknya, terutama yang melibatkan kemampuan matematisnya
dan kemampuan membacanya pun lebih baik diantara teman temannya. saya sempat
berpikir mungkin karena pengaruh sering main game di komputer membuat daya
pikirnya menjadi lebih canggih.
Setiap hari kerjanya hanya
bermain game, sepulang sekolah yang di lakukan adalah bermain game. Saya jadi
khawatir dengan kondisi kesehatannya, saya berusaha untuk menghentikan
kebiasaan itu. Namun apa yang terjadi, Ternyata Ryu menjadi lebih hyperaktif,
menjadi lebih liar. Sepertinya satu-satunya hal yang bisa membuatnya tenang
adalah bermain game. Jika sehari saja dia tidak bermain game, maka dia akan
berulah, melakukan hal-hal yang menjengkelkan saya, sampai dia diijinkan untuk
bermain game lagi.
Kelakuannya membuat saya dan
istri saya sering uring-uringan di buatnya.
Berbeda dengan adiknya, Ken tidak
begitu suka dengan game, namun dia lebih lambat dalam pelajaran. Ken lebih
susah mengingat pelajaran, daya ingatnya sangat lemah. Bahkan dia sulit
membedakan antara huruf S dengan angka 5, atau huruf E dengan angka 3. Ya...,
ternyata Ken menderita Dyslexia.
Saya harus sedikit lebih bersabar
menghadapi kedua anak saya yang memiliki sedikit gangguan mental. Memberi lebih
banyak perhatian agar kedua anak saya bisa terbebas dari gangguan mental
tersebut.
Dengan pengetahuan tentang
rekayasa gelombang otak, saya mencoba terapi brainwave Ultra Mind Power untuk
kedua anak saya. Setiap malam sebelum tidur saya perdengarkan brainwave
(gelombang otak) secara rutin. Ada 10 frekuensi yang ada dalam brainwave Ultra
Mind Power, kurang dari sebulan Ryu berangsur-angsur mulai bisa dikendalikan
dan Ken pun bisa menulis dan mengingat dengan baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar