Minggu, 22 September 2013

Anak pertamaku Hyperactive dan anak keduaku dyslexia.


Anak pertamaku Hyperactive dan anak keduaku dyslexia.
Apa yang akan anda lakukan jika anda mengetahui bahwa anak-anak anda mengalami kelainan mental?. Pastilah anda akan merasakan kebahagiaan anda sedikit berkurang.
Sejak usia 2 tahun, saat anak kedua saya lahir, Ryu anak pertama saya menjadi sangat dekat dengan saya, kadang saya bawa Ryu ketempat kerja saya, karena sudah pasti di rumah perhatian ibunya akan terfokus kepada Ken anak kedua saya. Saya berusaha sebisa mungkin untuk membuatnya betah di tempat kerja, saya ajarkan dia bermain dengan komputer. Ryu juga terlihat senang dan gembira sekali. Setiap hari saya mengajaknya ketempat kerja saya, dan setiap hari pula dia minta bermain Game di komputer.
Setelah usia empat tahun, saya masukkan dia ke TK, sebuah TK yang cukup bagus di tempat saya. Saya juga melihat kemampuan akademiknya, terutama yang melibatkan kemampuan matematisnya dan kemampuan membacanya pun lebih baik diantara teman temannya. saya sempat berpikir mungkin karena pengaruh sering main game di komputer membuat daya pikirnya menjadi lebih canggih.
Setiap hari kerjanya hanya bermain game, sepulang sekolah yang di lakukan adalah bermain game. Saya jadi khawatir dengan kondisi kesehatannya, saya berusaha untuk menghentikan kebiasaan itu. Namun apa yang terjadi, Ternyata Ryu menjadi lebih hyperaktif, menjadi lebih liar. Sepertinya satu-satunya hal yang bisa membuatnya tenang adalah bermain game. Jika sehari saja dia tidak bermain game, maka dia akan berulah, melakukan hal-hal yang menjengkelkan saya, sampai dia diijinkan untuk bermain game lagi.
Kelakuannya membuat saya dan istri saya sering uring-uringan di buatnya.
Berbeda dengan adiknya, Ken tidak begitu suka dengan game, namun dia lebih lambat dalam pelajaran. Ken lebih susah mengingat pelajaran, daya ingatnya sangat lemah. Bahkan dia sulit membedakan antara huruf S dengan angka 5, atau huruf E dengan angka 3. Ya..., ternyata Ken menderita Dyslexia.
Saya harus sedikit lebih bersabar menghadapi kedua anak saya yang memiliki sedikit gangguan mental. Memberi lebih banyak perhatian agar kedua anak saya bisa terbebas dari gangguan mental tersebut.
Dengan pengetahuan tentang rekayasa gelombang otak, saya mencoba terapi brainwave Ultra Mind Power untuk kedua anak saya. Setiap malam sebelum tidur saya perdengarkan brainwave (gelombang otak) secara rutin. Ada 10 frekuensi yang ada dalam brainwave Ultra Mind Power, kurang dari sebulan Ryu berangsur-angsur mulai bisa dikendalikan dan Ken pun bisa menulis dan mengingat dengan baik. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar